Kutbah


KOMITMEN BERSAMA
(oleh Rohwan, S.Ag)

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
اعود بالله من الشيطان الرجيم0 بسم الله الرحمن الرحيم
األحمد الدي انزل السكينة في قلوب المؤمنين ليزدادوا ايمانا مع ايمانهم  ولله جنودالسموات والارض وكان الله عليما حكيما 0 أ شهد أن لا إله إلا الله وأاشهد أن محمد عبده ورسوله لانبي بعده 0 اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وأصحبه أجمعين 0 وقال تعال : يأيهاالناس إناخلقناكم من دكر وانثى وجعلناكم ثعوبا وقابائل لتعارفوا إن أكرمكم عندالله اتقاكم 0 وانحكوالايامى منكم ولصالحين من عبادكم وإمائكم إن بكونوأ فقرأء يغنهم الله من فضله والله وا سع عليم0 وقال النبي صل ألله عليه وسلم : يامعشرالشباب من استطاع منكم البأة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج, ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء 0 ,فياأيهاالحاضرون أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون 0

Hadirin yang yang dimulyakan Allah,
Pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah saya memberikan beberapa nasihat kepada mempelai berdua.
Saudara ………………..… dan Saudari ……..…………., saat ini tentunya merupakan saat yang membahagiakan bagi anda berdua, karena apa yang anda nanti-nantikan selama ini InsyaAllah sebentar lagi akan terlaksana. Mempelai berdua yang berbahagia, ingatlah bahwa pernikahan merupakan peristiwa yang penting dan agung dalam kehidupan manusia, begitu pentingnya peristiwa ini maka dalam Alqur’an disebutkan bahwa pernikahan merupakan “Mitsaaqon gholidho” yang artinya ikatan yang sangat kuat, dan bagi orang yang melaksanakan pernikahan dalam agama Islam  dinilai sebagai Ibadah dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau :

النكح سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني (متفق عليه)
Yang artinya : Nikah itu sunahku maka barang siapa membenci sunahku, maka dia itu bukan dari golonganku (hadits mutafaq ‘alaih dari Anas Bin Malik)

Saudaraku yang berbahagia, disyariatkannya pernikahan dalam agama Islam tidak lain untuk membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera yang dalam bahasa agama disebut kelurga sakinah, yaitu keluarga yang berada dalam suasana damai, dimana para anggota keluarganya menyadari dan melaksanakan kewajibannya, saling kasih mengasihi, dan  berperan sesuai dengan kedudukannya dengan dilandasi semangat keimanan kepada Allah SWT.

Setiap orang yang memasuki gerbang pernikahan tentu mendambakan kebahagiaan sebagaimana yang saya sampaikan di atas, untuk itulah beberapa hal berikut ini layak untuk anda renungkan.

Pertama Luruskan Niat
Nabi Muhammad SAW bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t عَنِ النَّبِيِّ r قَالَ تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ  لِمَالِهَا  وَلِحَسَبِهَا  وَلِجَمَالِهَا  وَلِدِينِهَا  فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
    Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena agamanya, nasabnya, hartanya dan kecantikannya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat (HR. Bukhari, Muslim)

Menurut hadits diatas bahwa kecenderungan seseorang untuk melakukan pernikahan paling tidak dilandasi oleh empat hal yaitu karena kecantikannya, karena hartannya, keturunannya dan karena kedalaman agamanya. Tiga hal yang pertama tentu  tidak salah untuk dijadikan motivasi atau bahan pertimbangan dalam pernikahan karena sifatnya yang manusiawi, siapa yang tidak senang punya istri yang cantik /suami yang tampan, punya harta yang banyak dan dari keturunan yang baik pula. Tapi ingatlah wahai mempelai berdua bahwa, kecantikan, kekayaan dan kedudukan merupakan kenikmatan duniawi yang sifatnya sesaat yang sewaktu-waktu dapat lenyap seketika, oleh karena itu Nabi kita menganjurkan agar ketiga hal tadi tidak dijadikan factor utama tetapi niatkanlah bahwa pernikahan anda karena agama dan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Insya Allah kecantikan, kekayaan dan kedudukan akan mengikutinya,

Kedua komitmen bersama :
Akhir-akhir ini kita cukup prihatin dengan kecenderungan yang terjadi dimasyarakat kita, dimana banyak sekali keluarga yang tingkat ketahanannya sangat lemah, sering kita dengar berita pernikahan para public figure  tetapi tidak lama kemudian sudah mengajukan perceraian, padahal perceraian merupakan hal yang tidak disenangi oleh Allah SWT. Hal ini antara lain disebabkan karena tidak kuatnya komitmen antara suami dan istri. Pernikahan adalah ikatan antara dua orang untuk mencapai tujuan yang sama, jadi sudah semestinya kalau suami istri bahu membahu tentu sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan. Kalau komitmen ini sudah tertanam kuat dalam sanubari suami dan istri maka kebahagiaan istri juga kebahagiaan suami, kesalahan istri adalah ladang amal bagi suami untuk dapat membimbingnya begitu juga  sebaliknya.

Yang ketiga laksanakan  kewajiban baru menerima hak;
Diantara hal yang sering menjadi masalah dalam keluarga adalah adanya tuntutan dari suami atau isri akan hak yang mesti diterimanya. Banyak suami yang hanya ingin dilayani dengan baik, dihormati, ditaati. Sementara istri  menuntut untuk dibelikan ini dan itu yang sebenarnya belum perlu tetapi mereka melupakan apa yang menjadi kewajibannya, akhirnya karena hanya sama-sama menuntut biasanya berujung pada pertengkaran. Oleh karena itu wahai mempelai berdua lakukanlah dahulu apa yang menjadi tugas dan kewajiban masing-masing. Kepada Anda calon suami teruslah berihtiar dengan memaksimalkan potensi diri untuk mencari nafkah keluarga, Jadilah suami yang memang layak untuk ditauladani, jadilah suami yang bisa membahagiakan hati isteri, jadilah suami yang mau dan mampu menjunjung harga diri isteri di lingkungan keluarga maupun di masyarakaat, maka padamkanlah keburukan-keburukannya agar tidak membuat harga dirinya tersia-sia. Jadilah suami yang santun dan tidak kasar terhadap isteri. Jangan sakiti ahatinya, carilah tambahan ilmu untuk meningkatkan kualitas keluarga, hiasi rumahmu dengan  sunnah Rosulullah setelah itu bertawakalah kepada Allah SWT.
Kepada anda calon istri, jadilah istreri yang menjadi penyejuk hati suami, yang dapat menjadi tempat suami menumpahkan segala kegelisahan dan kegundahan  hatinya. Jadilah isteri yang santun dan tidak berkata kasar terhadap suami dan keluarganya. Taatilah suamimu selama sesuai dengan ajaran agama, jiika suamimu khilaf ingatkanlah dengan penuh bijak, terimalah pemberian suami seberapapun dengan penuh rasa syukur, layanilah suamimu dengan penuh keikhlasan, buatlah rasa nyaman dalam keluarga, Insya Allah anda berdua akan bahagia.

Keempat Hadapilah masalah/cobaan dengan sabar;
Kelurga sakinah bukanlah keluarga yang tanpa masalah, keluaga sakinah bukanlah keluarga yang terus menerus dalam suasana senang, karena sudah menjadi sunatullah bahwa roda kehidupan berputar, kadang menyenangkan dan kadang membuat kita sedih. Semua itu adalah ujian dari Allah SWT yang tentunya untuk meningkatkan derajat keimanan kita. Oleh karena itu jika nanti mendapat kesenangan terimalah dengan penuh rasa syukur dan jika ditimpa kesusahan ataupun masalah terimalah dengan tabah dan sabar, karena sekecil apapun sebuah keluarga pasti mengalami perbedaan-perbedaan pendapat yang akhirnya jadi masalah, mungkin masalah dimana akan tinggal, system pengelolaan keuangan , pola pendidikan anak, pekerjaan dan sebagainya.
Demikianlah sedikit nasihat yang bisa saya sampaian , semoga bermanfaat dan menjadi renungan bagi anda mempelai berdua, Semoga Allah memberkahi pernikahan Saudara,