PSIKOLOGI PERKAWINAN
Oleh : Rohwan, MSI
A. PENDAHULUAN
Bagi kebanyakan orang, perkawinan adalah suatu yang sangat diharapkan dan sangat dipersiapkan. Oleh karena itu, tidak jarang orang mencari berbagai informasi mengenai perkawinan: dengan bertanya pada orang tua atau teman, membaca buku, atau dibekali dengan berbagai informasi tentang perkawinan melalui kursus pengantin dan lain-lain. Kadang yang tidak kalah penting bagi calon pasangan suami-isteri adalah juga bagaimana pesta pernikahan akan diselenggarakan, pakaian apa yang akan dikenakan, dan kemana akan berbulan madu.
Namun, yang paling penting dari semua persiapan perkawinan adalah persiapan mental dari calon pasangan itu sendiri. Persiapan mental ini dimulai dari hal yang paling sederhana, yaitu mengenal dan memahami pasangan serta memahami arti pernikahan bagi diri sendiri. Bagaimana mengenal pasangan itulah yang dibahas dalam Psikologi Perkawinan. lebih jelasnya Psikologi perkawinan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau gejala-gejala kejiwaan dan perbuatan sehubungan dengan perkawinan.
B. LANGKAH MEMAHAMI PASANGAN
Pasangan yang mantap untuk membina rumah tangga adalah pasangan yang telah mengenal pasangannya, hal ini tidak berarti bahwa setiap pasangan memerlukan waktu pacaran yang lama untuk saling mengenal dan memahami. Yang terpenting adalah bagaimana calon pasangan mampu untuk selalu berusaha saling mengenal dan mendalami pasangan masing-masing, tanpa harus memaksakan kehendak pribadi kepada pasangannya, dan dapat menerima pasangan apa adanya.
Ketika pasangan memasuki kehidupan perkawinan, tidak berarti proses mengenal dan memahami berhenti. Kadang, masa awal perkawinan merupakan masa penyesuaian diri yang menyulitkan bagi pasangan suami-isteri baru, karena seringkali banyak terjadi hal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Bisa juga muncul salah paham setiap kali berkomunikasi, sehingga berujung kemarahan dan pertengkaran. Suami tidak memahami karakter isteri, dan isteri tidak memahami karakter suami. Untuk itu diperlukan sejumlah ketrampilan dan kemampuan untuk memahami pasangan. Menurut Cahyadi Takariawan, setidaknya ada enam kiat untuk dapat memahami pasangan suami isteri yaitu :
1. Memahami perbedaan karakter laki-laki dan perempuan
Laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan dalam kondisi yang khas, berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka sama dalam status kemanusiaan, nilai kehambaan di hadapan Tuhan, juga hak dan kewajiban umumnya. Yang membedakan mereka adalah dalam derajat ketakwaan masing-masing. Dalam dataran praktis, perbedaan fisiologis ciptaan laki-laki dan perempuan telah juga dibarengi dengan sejumlah perbedaan karakter.
Laki-laki dan perempuan diberi akal dan hati dengan segala macam potensinya. Kebanyakan laki-laki cenderung menggunakan akalnya untuk menyelesaikan masalah, dan perempuan cenderung menggunakan perasaan. Ini berkaitan dengan kecenderungan pemanfaatan potensi-potensi tersebut. Laki-laki sebagai qawwam (pemimpin) dalam rumah tangga, cenderung menganggap penting nilai keahlian atau kompetensi teknis. Ia menganggap dengan keahlian itu posisinya akan kokoh sebagai pemimpin, sebaliknya, tanpa keahlian ia akan kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin. Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih menganggap penting nilai kebersamaan, justru karena ia banyak memanfaatkan potensi perasaannya.
Memahami titik-titik perbedaan ini akan menghantarkan kepada saling pengertian, tidak memaksakan kehendak kepada pasangan, dan mengerti maksud dari sikap yang dimunculkan pasangan. Ketika saling tidak memahami adanya berbagai perbedaan tersebut, akan menyebabkan suami dan isteri sering salah paham dengan bahasa komunikasi pasangannya. Apa yang ditangkap dalam otak pria, bisa jadi jauh berbeda dengan maksud yang diucapkan wanita.
Ada beberapa perbedaan paling mendasar dari pria dan wanita yang sering menimbulkan kesalahpahaman. Dengan menyadari perbedaan tersebut, bisa membantu Anda lebih memahami sifat-sifat pria dan berujung pada komunikasi lebih efektif. Diantaranya adalah :
a. Wanita Memerhatikan Detail, Pria Tidak
Wanita punya ingatan luar biasa pada hal-hal kecil, termasuk hari pertama kencan, hadiah-hadiah, bahkan kecupan pertama. Sifat bawaan ini membuatnya lebih sentimentil daripada pria. Sementara pria cenderung, lebih memikirkan hal-hal yang sifatnya penting dan besar. Lupa tanggal kencan pertama, bukan berarti pasangan tidak peduli terhadap hubungan asmaranya. Anda harus mengerti bahwa pria tidak bisa mengingat hal-hal secara detail dengan baik karena cara mereka memroses informasi dalam otak berbeda dengan wanita.
b. Wanita Bicara Banyak, Pria Lebih Banyak Diam
Lelaki itu lebih banyak diam untuk mendengarkan wanita yang bahagia sedang berbicara. Lelaki akan berbicara ketika sampai pada kesuksesan, sedangkan wanita akan berbicara ketika dia mencari sesuatu. Lelaki akan diam ketika menghadapi masalah dan dia akan bicara ketika mencari solusi untuk masalah tersebut, sedangkan wanita akan berbicara ketika dia mendapatkan masalah, bukan untuk mencari solusinya, akan tetapi untuk memahami masalah tersebut. Ringkasnya, komunikasi adalah salah satu solusi untuk seorang lelaki dimana dia tidak akan berbicara kecuali ketika dia memiliki sesuatu atau ketika seorang meminta penjelasan. Adapun berbicara bagi seorang wanita adalah sebuah kebiasaan dimana dia akan mengungkap setiap perasaannya dan menyampaikan setiap gagasannya agar Anda bisa memahami apa yang dia alami dari setiap pembicaraannya. Dari sinilah, muncul suatu ungkapan, “Terkadang, kita tidak membutuhkan solusi tetapi hanya sekedar minta didengarkan.
Saat marah atau didera stres, wanita cenderung meluapkan semua kekesalannya. Baik itu masalah pekerjaan, jadwal harian yang padat atau masalah keluarga. Wanita juga kadang menggunakan kata-kata atau ucapan yang mendramatisasi keadaan sebenarnya. Emosi wanita lebih mudah meledak, seperti katup ketel yang terbuka ketika air mendidih. Namun, wanita pun bisa cepat meredakan amarahnya.
c. Pria Fokus Pada Satu Hal, Wanita Bisa Fokus pada Berbagai Hal
Pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda. Pikiran pria mudah terbagi dan hanya bisa fokus pada satu hal. Ini berarti secara mental dan emosional mereka tidak bisa memikirkan cinta, pekerjaan atau hobi sekaligus. Sementara wanita bisa memandang segala sesuatu dalam 'gambar besar', artinya, dia mampu menggabungkan berbagai aspek kehidupan mereka dalam satu pikiran. Jika tiba-tiba si dia menonton pertandingan bola di tengah-tengah perbincangan serius, bukan berarti dia tidak memedulikan apa yang Anda ucapkan.
Wanita melihat suatu perkara secara umum, tidak memusatkan pandangan atau pikirannya pada satu perkara saja. Kalau Anda perhatikan ketika Anda berjalan dengan istri Anda –misalnya, di sebuah pusat perbelanjaan, maka Anda akan merasa lelah pada 20 menit pertama ketika istri Anda masih mengajak untuk berkeliling di pusat perbelanjaan tersebut. Karena bagi Anda, pusat perbelanjaan bagaikan tempat rekreasi untuk mengistirahatkan pikiran, sedangkan bagi istri Anda, ia bagaikan taman di musim semi yang penuh bunga.
Kemudian setelah setengah jam pertama, istri Anda akan meminta menuju ke tempat khusus yang telah dia lewati pada 20 menit pertama tadi. Dia memberitahukan bahwa di sana ada sebuah stand yang menawarkan tiga coklat baru dengan harga promosi. Itu semua menunjukkan bahwa wanita melihat secara keseluruhan tempat yang ada di sana dan mengingatnya, berbeda dengan lelaki yang memusatkan perhatiannya pada satu tujuan seperti mencari barang elektronik saja misalnya, dan itu tidak akan menghabiskan waktu setengah jam.
Oleh karena itu sudah seharusnya seorang istri berhati-hati dan menjaga agar tidak mengganggu konsentrasi suaminya secara langsung, seperti dengan meminta, “Suamiku, kantong sampah sudah penuh, tolong dibuang karena aku sudah selesai membuat makanan”, maka berarti Anda sudah meninggalkannya dalam keadaan marah. Akan lebih baik jika Anda memintanya dengan ucapan, “Maaf sayang, aku tahu kamu sedang sibuk, tapi aku perlu bantuanmu satu menit saja untuk membuang kantong sampah karena aku sudah selesai menyajikan makanan. Setelah itu, sayang bisa kembali melanjutkan pekerjaan lagi.”
d. Lelaki lebih konsen bekerja dan wanita lebih konsen dalam pergaulan;
Ketika seorang lelaki menghadapi satu permasalahan, maka dia dengan segera mencari solusinya, apakah itu dengan bertanya, meminta saran, atau pergi ke sebuah tempat yang bisa membuatnya berpikir untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan wanita ketika menghadapi masalah, dia tidak bisa menerima saran dari seseorang untuk menyelesaikannya, dan dia juga tidak bisa mendengarkan semua orang untuk menghadapi masalahanya tersebut di setiap waktu.
Seorang istri sebetulnya membutuhkan peran khusus dari suaminya untuk memberitahukan masalah pekerjaan atau perselisihan dengan tetangganya, namun solusi yang dia pandang lebih baik adalah berbicara dengan saudaranya yang belum tentu dapat dipercaya perkataannya. Ketika seorang lelaki bicara, maka dia akan berbicara dengan orang yang dia yakini akan kepandaian akalnya, kemudian meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah yang menimpanya itu.
Ketika seorang istri mengetahui hal tersebut, dia tidak akan merasa sedih karena ditinggal suaminya dalam beberapa waktu untuk menyelesaikan permasalahan. Hal itu tidak akan membuatnya menjadi ragu bahwa suaminya akan selingkuh dengan wanita lain. Akan tetapi sebaliknya, istri akan semakin memahami bahwa suaminya sedang menghadapi masalah penting yang membutuhkan konsentrasi dan perhatian penuh.
Dan ketika seorang suami memahami keadaan istrinya, maka dia tidak akan menyudutkan istrinya ketika bercerita tentang masalah dan kejemuannya. Dia akan mengetahui bahwa ikut berperan dalam menyelesaikan masalah dan memahami perasaan istrinya di saat jemu adalah sesuatu yang akan membahagiakan istrinya dan memberikan makna penting dalam hidupnya.
e. Ketika menghadapi tekanan, lelaki hanya terprofokasi sedangkan wanita bisa menjadi stress;
Perlu ditekankan lagi, bahwa lelaki senantiasa diam dan berpikir dalam-dalam ketika menghadapi masalah. Ada dua sifat yang membuat lelaki tetap tenang ketika menghadapi kesulitan dan masalah. Dua sifat itu adalah, pertama, dia akan pergi ke suatu tempat rahasia yang mana tidak seorang pun dapat mengganggunya, dan kedua, dia akan melampiaskan kemarahannya terhadap apa yang ada di sekitarnya baik itu diungkapkan dengan terang-terangan atau cukup dengan diam saja.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kali lelaki mendapatkan kesulitan, dia semakin banyak diam. Sifat seperti ini sering kali menjadikan istrinya sedih, dia mengira suaminya sengaja menutupi sesuatu darinya dan membuatnya sakit hati. Akan tetapi keadaannya tidaklah seperti itu. Ketika suami mendapatkan kesulitan dan tekanan, maka dia memerlukan waktu istirahat dalam ketenangan.
Di sisi lain, ketika seorang istri mendapatkan tekanan, maka reaksianya jelas berbeda dengan sikap suaminya. Dengan kata lain, perasaannya mengalahkan akalnya, sehingga seolah-olah setiap keadaannya adalah buruk semua. Dia akan berkata, “tidak terjadi apa-apa”, dan biasanya seorang suami tidak peka dengan hal ini. Sehingga, si suami menganggap bahwa istrinya seperti dia yang dapat bekerja dengan sekuat tenaga dan terbiasa keluar rumah jam Sembilan pagi ke tempat kerja. Sebenarnya dia tidak ingin membuat istrinya marah, akan tetapi dia menganggap bahwa setiap keadaan tidak berbeda dari apa yang dia bayangkan dan dia harapkan.
Ketika wanita menghadapi masalah, maka itu akan menjadikan dia semakin lemah, dan biasanya pada akhirnya dia tidak bisa untuk menghadapi masalah tersebut secara menyeluruh.
f. Wanita Memberi Sinyal, Pria Meminta Langsung
Pria terbiasa mengutarakan maksudnya secara langsung, sementara wanita lebih suka memberi isyarat. Dalam sebuah hubungan, wanita seringkali mengharapkan pasangannya bisa membaca pikiran mereka dan tahu apa yang mereka mau, tanpa memberitahunya secara langsung. Agar tidak selalu terjadi salah paham, sebaiknya Anda mengatakan secara langsung apa yang Anda inginkan dari si dia. Kesal atau marah tak lantas membuatnya tahu apa yang ada di pikiran Anda. Sebaliknya, dia akan pusing dan depresi karena harus menebak-nebak kenapa wanitanya marah tiba-tiba.
g. Pria Bisa Emosional, Wanita Bepikir Sebaliknya
Wanita berpikir semua pria tidak punya sisi emosional. Kenyataannya, kebanyakan pria justru sangat sensitif dan punya perasaan mendalam. Namun mereka tidak selalu menunjukkannya. Wanita sebaiknya tidak berasumsi bahwa pasangannya tidak merasakan hal-hal emosional seperti sakit hati atau penolakan. Pria merasakannya lebih dari yang Anda tahu, tapi bukan berarti Anda bisa tahu perasaan yang sebenarnya. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah bertanya langsung.
h. Wanita mengharapkan hasil yang konsisten walaupun itu kecil sedangkan lelaki mengharapkan sanjungan atas perencanaannya;
Mengatakan, “aku mencintai kamu, atau I love you” setiap hari kepada istri adalah LEBIH BAIK, sekali lagi LEBIH BAIK daripada memberikan hadiah cincin berliaun yang menyilaukan hati. Memberikan kecupan kepada istri setiap hendak tidur lebih baik daripada berhubungan intim setiap minggu. Seorang istri itu menyukai kelanggengan walaupun itu sesuatu yang sederhana, menyukai untuk dikirimi surat untuknya, serta menyukai ungkapan-ungkapan yang membuatnya tenang karena merasa ia selalu ada di hati suaminya. Berbeda dengan lelaki, dalam beberapa keadaan, suami mengharapkan penilaian atas apa yang telah dia persembahkan kepada istrinya dan mengharapkan reaksi atas apa yang telah dia berikan kepada istrinya.
Dengan kata lain, lelaki ingin mendapatkan sanjungan dari istrinya atas setiap rencananya, hasil pemikirannya, dan atas usahanya dalam menyelesaikan masalah. Contoh yang diharapkan dari seorang suami dari istrinya adalah bahwa dia berharap istrinya akan memuji dia atas besarnya perhatian yang telah dia berikan serta betapa indahnya apa yang telah dia lakukan, dan dia mengharapkan pujian atas setiap hasil dari pikirannya.
Ketika telah mengetahui perbedaan ini, maka kita akan lebih memahami dengan bahwa kita tidak selamanya mesti melihat pada keadaan yang menimpa diri kita sendiri saja tetapi sudah seharusnya kita mengetahui bahwa di sana ada hubungannya dengan pasangan kita. Hal ini akan senantias berusaha mencurahkan kekuatan jiwa untuk pasangan hidup Anda, dan senantiasa menjadikan Anda orang yang pertama kali membantunya ketika dia menghadapi masalah yang membuatnya sedih.
Hal terpenting dari semua ini adalah menjadikan kita yakin bahwa kita (baca; lelaki dan wanita) itu berbeda sekali dan kita tidak perlu membandingkan setiap reaksi pasangan hidup kita dengan reaksi dari diri kita sendiri.
2. Menceritakan kondisi diri di hadapan pasangan
Tak ada satupun buku kepustakaan di muka bumi ini menulis tentang kesukaan kita atau ketidaksukaan kita, selama kita tidak membuatnya. Lalu darimana kita berharap pasangan kita mengetahui dengan sendirinya apa yang kita rasakan jika kita tidak terbuka apa adanya menceritakan segala sesuatu tentang diri kita ? Masing-masing harus bisa membuka diri di hadapan pasangannya.
Ambil kesempatan khusus sesekali waktu, untuk anda berdua menceritakan diri di hadapan pasangan, sepuas-puasnya. Dalam waktu-waktu lain, pandai-pandailah mencari momen agar pengenalan itu terus berlanjut. Ceritakan tentang makanan kesukaan, warna baju, musik, olah raga juga hobi diri. Sampaikan harapan-harapan anda tentang kata-kata yang ingin didengar dan tak ingin didengarkan.
Suami anda tidak tahu betapa senangnya anda kalau ia membelai lembut rambut anda, kalau anda tidak menyampaikan perasaan itu. Suami anda tidak tahu betapa bangganya anda kalau ia memuji lezatnya masakan yang anda hidangkan. Isteri anda tidak tahu betapa jengkelnya anda kalau ia tidak berdandan ketika anda di rumah. Ketika semua memilih diam, siapa yang akan mengerti kondisi kita? Pasangan kita bukanlah paranormal yang merasa bisa mengetahui segala sesuatu yang dirahasiakan.
Ungkapan berikut tidak tepat disampaikan dalam kaitan dengan keinginan memahami pasangan “Aku ingin kau mengerti sendiri apa yang aku inginkan”, “Aku tidak perlu mengungkapkan apa yang kuinginkan”
Tentu saja masih ada hal-hal yang tersembunyi dan tidak perlu dibuka di hadapan pasangan, karena justru akan menimbulkan ketidakbaikan jika dibuka. Hal-hal yang berkaitan dengan ketidakbaikan masa lalu, misalnya, tidak perlu bahkan tidak layak diungkapkan di hadapan pasangan. Ketika seorang wanita di masa lalunya bergelimang dosa dan sekarang telah meninggalkan itu semua dengan taubat, detail kenyataan yang telah lampau tersebut tidak layak diceritakan di depan suami. Yang penting ia selalu memperbaiki diri.
Seorang laki-laki yang pernah memiliki masa lalu yang gelap, kemudian ia bertaubat kepada Allah atas tindakan jahatnya itu, tak perlu mengungkapkan detail kejadian tersebut kepada isterinya. Demikian pula semua hal yang berkaitan dengan kejelekan terdahulu, sebaiknya dibuang dari ingatan dengan taubat dan istighfar kepada Allah, tak perlu diceritakan pada pasangan.
3. Membuat evaluasi dan kesepakatan secara berkala
Mungkin anda merasa sudah menceritakan semua tentang diri anda kepada pasangan. Mungkin juga pasangan anda merasa telah mencurahkan segala sesuatu tentang dirinya kepada anda. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, tetap saja anda merasa pasangan anda tidak sepenuhnya memamahi dan mengerti tentang anda. Masih ada banyak perbuatan atau ucapan pasangan anda yang menimbulkan ketersinggungan.
Oleh karena itu, buatlah evaluasi bersama, bagaimana selama ini masing-masing telah bersikap terhadap permasalahan yang kadang cenderung berulang-ulang seperti itu. Jangan lupa, buat pula kesepakatan tentang berbagai macam hal yang harus dilakukan dalam rangka saling memahami dan meningkatkan potensi. Contoh berikut merupakan ungkapan yang tidak efektif : “Ternyata engkau tidak pernah memahami diriku”, “Kau selalu mengatakan kalau mengerti perasaanku, tapi mengapa kau berbuat seperti ini lagi?”
Ungkapan ini menunjukkan adanya peristiwa berulang. Mereka merasa telah saling menceritakan kondisi diri, tetapi terjadi lagi ucapan atau perbuatan pasangan yang menunjukkan ketidaktahuan dia akan dirinya. Di sinilah pentingnya evaluasi berkala, dan senantiasa membuat kesepakatan-kesepakatan baru untuk membuat hubungan dan komunikasi menjadi semakin baik.
4. Berusaha memahami, bukan menuntut dipahami
Jika anda merasa pasangan anda tidak memahami anda, lakukan evaluasi apakah anda sudah berusaha memahami dia? Jangan menuntut pasangan memahami anda, kalau anda sendiri tidak mau memahami dia. Kuncinya di sini: anda harus menjadi orang pertama yang memahami pasangan anda. Jika ini yang terjadi, kedua belah pihak akan saling memahami.
Seandainya kedua pihak menuntut dipahami oleh pasangannya, maka yang terjadi tak ada satupun dari keduanya yang memahami pasangan. Ungkapan berikut merupakan contoh tuntutan yang tidak efektif, apabila diungkapkan oleh kedua belah pihak:
“Cobalah engkau belajar memahami diriku, jangan aku yang harus selalu memahamimu”, “Mengapa engkau tak mau mengerti kondisi diriku? Bukankah aku selalu memahami kondisimu?”
Jika suami dan isteri menuntut hal yang serupa seperti di atas, maka sesungguhnya mereka berdua tidak saling memahami pasangannya.
5. Bersedia ditegur dan menegur pasangan
Hal penting lainnya dalam rumah tangga adalah kesediaan diri untuk ditegur dan menegur pasangan. Menegur tidak sama dengan memarahi atau melampiaskan emosi. Jangan terbiasa mendiamkan atau membiarkan sesuatu ketidakbaikan terjadi pada diri pasangan anda. Kebiasaan mendiamkan tindakan pasangan yang tidak baik, akan berdampak merubah perilaku secara tidak disadari.
Jika anda punya kebiasaan shalat tepat waktu, lalu anda mengajak pasangan anda untuk turut melakukannya, dalam waktu yang lama akan membentuk perilaku shalat tepat waktu pada keluarga anda. Suatu ketika, pasangan anda tidak melakukan shalat tepat waktu, ia mengundur-undur waktu shalat untuk sesuatu hal yang semestinya bisa ditinggalkan. Jika anda tidak menegurnya atas perbuatan itu, hal ini akan berdampak terlonggarkannya kebiasaan shalat tepat waktu.
Suatu saat ia mengundur waktu shalat lagi, dan kembali anda mendiamkannya, tidak menegur. Semakin sering kejadian seperti itu berulang, akan menguatkan persepsi bahwa shalat tidak di awal waktu tidak menjadi masalah. Dampaknya bisa mengubah perilaku. Demikian pula pada berbagai perilaku negatif lain yang dilakukan pasangan, jika anda tidak menegur, akan terbentuk persepsi bahwa anda tidak mempermasalahkan perilaku negatif tersebut.
6. Memulai tanpa harus menunggu
Jangan menunggu pasangan anda melakukan sesuatu untuk anda. Jangan menunggu pasangan anda memulai sebuah perubahan sikap terhadap anda. Saling menunggu artinya tidak pernah ada perubahan sama sekali. Siapapun yang menyadari pentingnya komunikasi, dan betapa bahayanya sikap antikomunikasi, hendaknya memulai terlebih dahulu.
Yakinlah isteri anda akan sangat senang, jika sebagai suami anda membantu menyelesaikan berbagai urusan rumah tangga tanpa diminta. Suami anda akan sangat senang, jika sebagai isteri anda membantu menyiapkan berbagai keperluan kerjanya tanpa diminta. Mulailah dengan menceritakan segala sesuatu tentang diri anda, agar pasangan anda juga tergerak melakukan hal yang serupa untuk anda. Mulailah bersikap romantis, jangan menunggu pasangan anda berlaku romantis terlebih dahulu.
Jangan bersikap menunggu, lakukan sesuatu secara proaktif. Anda akan melihat hasilnya.
C. MERAWAT CINTA :
Hal penting berikutnya adalah: Cinta. Mengapa cinta ditempatkan setelah mengenal pasangan? Memang mungkin saja ada cinta pada pandangan pertama. Namun, apakah cinta itu akan terus ada setelah pasangan saling mengenal lebih jauh? Seringkali, ketika hubungan perkenalan berlanjut menjadi hubungan romantis, pasangan mulai berpikir apakah betul mereka saling mencintai, atau hanya karena tertarik secara fisik, atau karena ‘nyambung’ ketika diajak ngobrol, atau karena merasa menemukan kakak atau adik. Banyak pasangan yang kemudian menyadari bahwa pasangannya adalah pasangan yang tepat untuk menjadi teman bicara, tetapi bukan ‘teman hidup’-nya.
Cinta merupakan kekuatan yang mampu menarik dua orang dalam satu ikatan yang tidak terpisahkan, yang dinamakan perkawinan. Dengan kata lain, perkawinan akan kuat ketika dilandasi oleh cinta. Hatfield ( 2002) menyatakan bahwa ada dua macam cinta diantara pasangan dalam perkawinan, yaitu passionate love dan companiate love. Cinta yang pertama berisikan reaksi emosional yang dalam kepada pasangan, sedangkan cinta yang kedua adalah kasih sayang yang dirasakan pasangan kepada orang yang dicintainya. Cinta yang pertama penuh gelora dan gairah, sedangkan cinta yang kedua melibatkan rasa percaya, sayang, dan toleransi pada segala kekurangan pasangan.
Pada masa pacaran dan di awal perkawinan, biasanya yang dominan adalah passionate love yang menggebu-gebu dan diwarnai oleh sikap posesif terhadap pasangan, sedangkan companiate love berkembang secara perlahan-lahan dan ada pada perkawinan yang bahagia dimana masing-masing pihak merasa pasangannya adalah teman yang sangat dibutuhkan keberadaannya, baik secara fisik maupun secara psikologis, untuk saling mengisi dalam kehidupan bersama.
Oleh karena itu cinta perlu dipupuk dengan cara sebagai berikut :
1. Saling memuji dan menyempurnakan kekurangan
Suami dan isteri tidak terlepas dari sifat kekuarangan yang melekat sebagai fitrah, karena itu para suami harus menyadari bahwa kekurangan yang melekat pada diri isterinya dapat pula melekat pada dirinya sendiri. Dibalik kekurangan pasangan pasti ada kelebihan, misalnya isteri kurang pandai memasak tapi pandai mengatur ruangan, setia dan sebagainya. Inilah yang perlu mendapatkan pujian. Segala kekuarangan pada pasangan tidak dianggap sebagai aib melainkan harus diupayakan perbaikan bersama.
2. Memberi hadiah
Hadiah adalah suatu pemberian berupa materi atau sesuatu yang bernilai kepada orang lain dengan tujuan untuk menghormati dan menyenangkan hatinya. Suami isteri adalah orang yang paling berkepentingan untuk mendapatkan kehormatan dan kesenangan. Suami yang memberi hadiah kepada isteri akan dinilai oleh isteri telah memberikan perhatian kepadanya. Misalnya suami pergi jauh untuk beberapa waktu, sewaktu pulang membawa oleh-oleh kesukaan isteri. Sementara itu isteri menerima dengan penuh rasa bangga dan berterima kasih. Sebaliknya pada waktu hari raya atau hari ulang tahun suami, sang isteri menghadiahkan sepatu baru untuk suaminya, tentu suami akan merasa senang walaupun sebenarnya suami mampu membeli sendiri.
3. Saling memberi nasihat
Dalam kehidupan suami isteri tidak jarang melakukan kesalahan, untuk itu saling memberi nasihat sangat diperlukan. Cara menasihati juga harus arif dan bijaksana, sehingga tidak menyinggung perasaan pasangannya. Kesediaan menasihati ini merupakan bukti bahwa keduanya saling menyayangi.
4. Saling memfungsikan diri
Perkawinan telah mengikat keduanya untuk menutupi kekurangan masing-masing, karena itu untuk mewujudkan kesejahteraan rumah tangga, maka keluarga harus membutuhkan dan saling melengkapi. Relasi suami isteri adalah timbal balik, dimana suami dapat merasa aman dan tentram disisi isteri dan sebaliknya isteri akan merasa tenteram jika berada disamping suami.
5. Saling terbuka dan pengertian
Keterbukaan dalam keluarga adalah menyatakan apa adanya, termasuk yang dianggap rahasia dengan maksud bukan untuk menjelek-jelekan, tetapi justru dalam upaya mencari alternatif pemecahan untuk perbaikan. Keterbukaan dalam keluarga penting sekali, sebab masing-masing suami isteri terkadang punya masalah yang seringkali tidak dapat diselesaikan secara pribadi, tetapi memerlukan bantuan orang lain.
D. JAGA KOMITMEN
Hal penting ketiga yang perlu dipersiapkan dan selalu dijalankan oleh pasangan dalam perkawinan adalah komitmen (keterikatan). Komitmen bukanlah berarti keterikatan yang membabi buta tetapi keterikatan yang didasari saling pengertian. Komitmen adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan perkawinan. Komitmen jangka panjang dalam perkawinan memungkinkan pasangan suami-isteri melakukan pengorbanan demi masa depan bersama, misalnya suami memberikan izin kepada isterinya untuk mengikuti pendidikan yagn lebih tinggi atau isteri bersedia mengikuti suaminya pindah kerja ke kota lain (Waite & Gallagher, 2000).
Komitmen juga terwujud dalam keputusan untuk memiliki anak. Dalam situasi kehidupan sekarang ini, banyak pasangan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak untuk jangka waktu yang lama atau justru memutuskan untuk tidak memiliki anak. Pilihan ini adalah hak setiap manusia. Namun, jelas bahwa Allah SWT mempersatukan manusia melalui pernikahan dengan tujuan untuk mendapaatkan keturunan . Jika pasangan sudah memiliki komitmen untuk bersatu, maka memiliki anak merupakan suatu konsekuensi dari komitmen tersebut. Komitmen untuk memiliki anak ini juga mengandung arti bahwa pasangan suami isteri akan memperhatikan perkembangan anak secara fisik dan psikologis secara bersama-sama. Tanggung jawab membesarkan dan mendidik anak bukan hanya tanggung jawab isteri, tetapi juga tanggung jawab suami.
Peran sebagai orang tua haruslah dijalani bersama oleh suami dan isteri. Hal ini semakin disadari oleh suami pada masa sekarang, sehingga semakin banyak suami yang mendampingi isteri saat melahirkan, membantu menjaga bayi, memberikan susu botol, menggantikan popok, mengantar anak sekolah, serta membantu anak belajar. Banyak hal yang dapat dilakukan seorang ayah bagi anaknya. Yang pasti tidak bisa dilakukan oleh ayah hanyalah memberikan ASI.
Perkawinan juga merupakan ikatan antara pria dan wanita dalam kondisi susah dan senang. Pasangan suami-isteri yang saling mengasihi tidak hanya merasakan kebersamaan pada saat gembira, tetapi juga ketika berada dalam kesulitan, kesedihan, dan kesakitan. Pasangan yang baik adalah pendamping yang setia, yang bersedia menjadi tempat bersandar ketika duka dan menjadi tempat berteduh ketika hujan dan badai.
Sebagai pasangan yang baik, tentu Anda ingin berbagi segala hal dengan pasangan Anda. Terlebih lagi dengan rasa sayang dan cinta Anda yang tulus. Anda pun akan bersedia melakukan segala hal untuk bisa menyenangkan pasangan Anda.Sebagaimana halnya dengan kehidupan, Anda dan pasangan Anda tentu akan terbentur dengan berbagai macam persoalan. Dengan hubungan Anda yang terbilang dekat, emosi Anda pun akan semakin dekat.
Anda tentu akan saling memahami satu sama lain. Bila pasangan Anda mendadak sikapnya berubah, Anda tentu akan bertanya-tanya. Terlebih lagi bila ia sedang marah, sedih, stres atau bahkan frustrasi. Saat seperti itu bukan berarti dia sudah tidak sayang lagi kepada Anda. Tetapi justru pada saat seperti itu dibutuhkan perhatian dan dukungan Anda. Berikut ini ada empat kondisi di mana Anda sangat diperlukan. Dan cobalah untuk masuk dalam kondisi tersebut serta membuatnya tersenyum kembali :
1. Saat Pasangan Anda Marah, Jangan Memberi Nasihat
Bila pasangan Anda dalam keadaan marah besar dan tidak dapat mengendalikan diri. Jangan pernah bertindak seolah-olah Anda sedang menasihatinya. Karena biasanya orang yang sedang emosi tidak pernah merasa bersalah dan tidak butuh untuk dinasihati. Bila Anda nekad, maka dia akan beranggapan bahwa nasihat Anda sebagai kritikan pedas. Anda lebih baik mendengarkan semua kemarahannya dan bila sudah reda, Anda boleh menghiburnya dengan kata-kata mesra. Dengan begitu dia merasa diperhatikan. Katakan bahwa Anda selalu berada di pihaknya, walau pada kenyataannya ia melakukan kesalahan sekalipun. Anda juga bisa mencoba meredakan emosinya dengan mengalihkan perhatiannya dengan membahas segala hal yang membuat Anda berdua bahagia.
2. Saat Bersedih, Beri Dorongan
Banyak orang yang bersedih lantaran rencana dan impian-impianya sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Mungkin saja, pasangan Anda sedang sedih karena mendapat semprotan pedas dari atasannya. Dia tidak mau melakukan apa-apa kecuali menyesali kebodohannya. Pada saat seperti inilah dia butuh perhatian Anda. Pandai-pandailah menghiburnya dan mengakui keadaan dirinya. Setelah itu beri dia dorongan. Buat dia bangkit kembali dengan mengatakan bahwa Anda sangat mencintainya dan dia adalah orang yang sangat baik. Cobalah untuk membuatnya lupa dengan kegagalannya dengan mengungkapkan keberhasilan-keberhasilan yang pernah ia capai.
3. Saat Stres, Tenangkan Dan Tawarkan Bantuan
Bila orang sedang mengalami stres, biasanya ia akan bertingkah aneh dan sering marah-marah. Bila pasangan Anda dalam keadaan seperti ini, yang perlu Anda lakukan adalah memberikan simpati yang luar biasa. Beri dia semangat dan tawarkan bantuan Anda untuk memecahkan masalahnya. Bila kondisi kejiwaannya telah tenang, bantu ia memilah-milah persoalan yang bertumpuk dan bantulah membuat prioritas. Andapun dapat memberikan penyelesaian yang masuk akal. Bangkitkan rasa percaya dirinya dengan mengatakan bahwa pasangan Anda pasti bisa menyelesaikan masalahnya.
4. Saat Frustrasi, Jangan Biarkan Jadi Gila
Jika pasangan Anda dalam kondisi seperti ini, jangan Anda membuatnya lebih frustrasi lagi dengan memarahi dan menentang segala keputusannya. Beri dia pengertian bahwa apa yang dia lakukan tidak akan menyelesaikan segala masalahnya, bahkan bisa lebih parah. Cobalah untuk membuatnya lebih tenang dan buat dia bangkit kembali menyadari segala keputusannya. Jangan lupa untuk memberi dorongan cinta bahwa Anda sangat menginginkan dia jadi lebih baik.
Jangan pernah ragu untuk membuktikan rasa sayang dan cinta Anda melalui ungkapan-ungkapan dan perhatian yang Anda berikan ketika dia sedang membutuhkannya. Cobalah berdiri pada posisinya, dan jauhkan sikap egois Anda dengan meninggalkan dirinya di saat sedang kesulitan. Cobaan tersebut dapat mengukur sejauh mana kadar kasih sayang yang Anda miliki. Bila Anda lolos dari cobaan tersebut, Anda mungkin akan menjadi sepasang kekasih yang sejati.
Hidup perkawinan bukanlah jalan yang selalu lurus dan rata, tetapi seringkali merupakan jalan yang berliku serta penuh onak dan berduri. Namun, perjalanan perkawinan tetap akan menyenangkan dan menggairahkan jika pasangan tidak banyak mengeluh, keras kepala, defensif, dan menarik diri dari pasangan. Setiap pasangan suami-isteri memiliki amanat hidup mereka masing-masing. Amanat berat yang harus dipanggul ini akan terasa ringan jika pasangan saling menerima, saling percaya, saling membantu, serta saling menguatkan. Ketika pasangan dan keluarga berada dalam situasi apapun, janganlah meninggalkan Allah, karena Allah adalah sumber gembira kita dan Allah jugalah yang menjadi sandaran dan kekuatan hidup kita.
E. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Dengan berjalannya waktu, seringkali kehidupan perkawinan menjadi kehidupan yang rutin dan suami atau isteri merasa bahwa seharusnya pasangannya sudah tahu apa yang diinginkan oleh pasangannya. Hal ini tidaklah benar. Pasangan tetap perlu membina komunikasi yang lancar dan saling terbuka, saling berbagi cerita, saling menyatakan keinginan secara terbuka, saling asertif, saling mengoreksi kesalahan pasangan, dan bersedia menerima kesalahan tanpa berdebat dan merasa sakit hati.
Dengan adanya komunikasi yang lancar, pasangan akan lebih mudah untuk mengatasi masalah serta mengambil keputusan bersama. Usahakanlah untuk membuka dan menjalin komunikasi dengan menciptakan suasana seperti ketika berpacaran. Pergilah ke tempat romantis yang dulu sering dikunjungi ketika berpacaran, kenakankan model dan warna pakaian yang disukai pasangan, pasanglah musik atau lagu kenangan anda berdua, dan bisikanlah kata sayang yang dulu sering diucapkan kala berduaan. Kadang kegiatan ini tidak mungkin dilakukan ketika pasangan sudah menikah dengan alasan sibuk bekerja atau sibuk mengurus anak. Tetapi hal ini merupakan kegiatan yang perlu dan harus dilakukan agar komunikasi dan hubungan romantis dapat terus terbina diantara suami dan isteri.
Dengan komunikasi yang baik, suami dan isteri saling mengenal siapa diri mereka, apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dan bagaimana perasaan mereka. Tanpa komunikasi, sebuah hubungan akan sangat sulit dibangun. Sesungguhnya komunikasi tidak hanya berbicara dan mendengarkan tetapi menyangkut penciptaan saluran-saluran terbuka bagi aliran informasi tentang pikiran dan perasaan. Dasarnya adalah saling menghargai dan memahami serta kesediaan menyingkap yang sebenarnya.
Sampaikanlah kepada pasangan apa yang Anda sukai dan tidak disukai. Sampaikan pula apa yang Anda inginkan dari pasangan. Jangan berharap pasangan mengerti apa yang Anda inginkan, jika tidak dikomunikasikan. Ingat, bahwa Anda dan pasangan punya cara berpikir yang berbeda. Jalan pikiran Anda dan dia tidak sama. Oleh karena itu, jangan berpikir menurut cara berpikir Anda. Jangan pernah mempunyai anggapan bila pasangan mencintai Anda, itu berarti ia selalu tahu apa yang Anda inginkan. Pasangan tetap seorang manusia biasa yang tidak dapat mengetahui apa yang tersimpan dalam hati. Malah terkadang, sesuatu yang menurut Anda begitu jelas terlihat, bisa jadi menurut pasangan tidak.
Perhatikanlah waktu dan cara yang tepat untuk mengomunikasikan apa yang menjadi keinginan Anda. Dengan mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang efektif, memungkinkan Anda mengungkapkan diri dengan jelas. Mulai dari sesuatu yang Anda anggap remeh sampai masalah yang sangat penting dan genting sekalipun. Bahkan, dengan komunikasi yang efektif, Anda bisa dengan tepat mengungkapkan apa yang Anda rasakan dan memastikan pasangan Anda bisa menerima dengan baik. Berkomunikasi berbeda dengan mengobrol. Komunikasi adalah proses pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain dengan melewati sebuah media. Perlu diingat ada beberapa unsur yang harus dipenuhi yaitu : orang yang memberi pesan, orang yang menerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan yang diterima dan media.
Ketika anda memberi pesan, cobalah untuk :
ü Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasangan anda. Karena setiap bahasa memiliki gaya dan tekanan bicara sendiri.
ü Tataplah matanya dengan lembut karena ini akan mendorong pasangan anda untuk memperhatikannya isi pesan anda.
ü Gunakan bahasa nonverbal yang dapat mendukung bahasa verbal anda. Misalnya, bila anda mengatakan bahwa anda tidak bermaksud memarahinya, maka jangan tinggikan nada suara anda, jangan menatap tajam padanya dan jangan mengepalkan tangan anda dihadapannya.
ü Tanyakan padanya apakah ia bisa memahami maksud anda.
Dan pada saat anda menjadi pendengar, cobalah untuk :
ü Mendengarkan pasangan anda berbicara sampai ia selesai berbicara. Memotong pembicaraannya bisa membuat dia tersinggung dan anda mungkin tidak akan pernah menegert masalah yang sebenarnya.
ü Tataplah matanya dan tunjukan bahwa anda tertarik dengan apa yang ingin disampaikannya.
ü Cobalah menangkap pesan yang disampaikan dengan mendudukan diri anda pada posisinya, dengan demikian anda mencoba berempati dengan pasangan anda dan hal ini akan membuatnya merasa lebih nyaman.
ü Perhatikan bahasa nonverbal yang ditampilkannya dan cobalah pahami dirinya.
ü Komunikasilah dalam berbagai hal, termasuk dalam hubungan seksual antara anda dan pasangan anda. Kepuasan dalam hubungan seksual antara suami isteri merupakan kunci kelanggengan rumah tangga. Pada tahap anda baru menikah, tentu banyak hal yang belum anda ketahui mengenai pasangan anda ketika bercumbu dan melakukan hubungan seksual, sebaliknya pasangan andapun belum mengetahui hal–hal yang Anda senangi. Untuk itu anda berdua perlu membicarakan hal tersebut.
Terlepas dari semua itu, keyakinan bahwa Allah-lah yang mengatur siapa yang menjadi pasangan atau jodoh Anda perlu sungguh-sungguh ditanamkan. Juga, bahwa setiap manusia diciptakan berbeda satu sama lain. Pada masing-masing orang, Allah berikan kelebihan dan kekurangan. Kekurangan apa pun yang dimiliki pasangan Anda, terimalah itu dengan hati yang lapang. Bisa jadi Allah menjadikan banyak kebaikan di balik itu semua (An-Nisa [4]: 19).
F. BERTENGKAR SEHAT
Setiap pasangan nikah dimanapun pasti berusaha agar dalam rumah tangganya tidak terjadi konflik yang berujung pada pertengkaran. Jika karena sesuatu dan lain hal suami isteri harus bertengkar maka harus tetap diingat bahwa bertengkar dengan pasangan adalah hal yang lumrah dan wajar dalam setiap hubungan percintaan. Namun begitu, bukan berarti pada saat bertengkar Anda boleh terbawa emosi yang berlebih. Hal ini untuk menghindari agar setiap perkataan ataupun tindakan Anda nantinya tidak menimbulkan sakit hati yang mendalam bagi pasangan. Nah agar pertengkaran Anda bisa berlangsung dengan ''sehat'' dan tidak berlarut-larut. Ikuti aturan mainnya berikut :
1. Jangan sekalipun pernah melibatkan tindakan fisik atau kekerasan dalam setiap pertengkaran, seperti menampar atau memukul. Karena setiap tindakan kekerasan pasti akan menimbulkan trauma pada salah satu pihak.
2. Jangan bertengkar dengan kalimat yang berintonasi tinggi dan keras, karena hanya akan mendorong pasangan untuk berbuat serupa. Tenang saja, bertengkar bukan ajang adu kekuatan. Jangan menghabiskan energi hanya untuk beradu pendapat.
3. Cobalah untuk selalu mengungkapkan perasaan Anda secara terbuka terhadap pasangan. Bila Anda sedih, kecewa, marah, putus asa, dan merasa diabaikan, ungkapkan perasaan tersebut dengan kata-kata yang baik dan jangan dipendam. Sikap terbuka dan jujur tentang perasan marah pada pasangan bisa membantu memperbaiki hubungan Anda berdua.
4. Jangan terlontar kata-kata yang sifatnya menjatuhkan harga diri pasangan, seperti malas, bodoh atau tolol.
5. Jangan bersikap seolah paling benar dalam pertengkaran, meski memang Anda-lah yang benar. Hindari menggunakan kalimat, "Aku kan sudah bilang ...." karena kalimat ini hanya membuat pihak yang salah akan merasa semakin terpojok. Kemudia si dia akan menggunakan strategi lain untuk menyerang. Dan akhirnya pertengkaran menjadi berlarut-larut dengan pembelaan diri, dan bukan pemecahan masalah.
6. Bertengkar di depan anak sebaiknya dihindarkan pula karena kurang baik bagi perkembangan psikologis mereka nantinya. Kemungkinan mereka akan bersikap murung, tidak menghargai salah satu orangtuanya karena sikap orang tuanya juga begitu.
7. Mengkritik pasangan boleh saja, asalkan yang Anda kritik adalah perilakunya bukan karakternya.
8. Dengarkan apa yang dikatakan oleh pasangan. Memang agak sulit, ini karena orang yang sedang mendengarkan selalu memiliki kecendrungan ingin menyela. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang diucapkan pasangan akan membuat pasangan Anda merasa dihargai dan dipercaya.
9. Pertengkarkan ''isu'' yang terjadi. Artinya, jangan sekalipun pokok pertengkaran merembet pada kesalahan masa lalu atau pertengkaran yang sudah lalu.
10. Peganglah prinsip : win for win solution yang artinya penyelesaian dimana tidak seorangpun yang kalah tetapi keduanya adalah pemenang. Tidak ada yang merasa dirugikan ataupun disalahkan tapi berdua bersama mencari penyelesaian yang terbaik bagi hubungan Anda.
11. Jangan ragu untuk minta maaf jika memang Anda berada di pihak yang bersalah. Meski masih menyimpan kesal, santai saja, bertengkar bukan perlombaan mencari salah dan benar
E. MENGENAL KELUARGA BESAR
Hal terakhir yang juga perlu diingat oleh pasangan suami-isteri adalah bahwa perkawinan bukan sekedar persatuan dua orang, melainkan persatuan dua keluarga yang membentuk satu ikatan keluarga baru. Satu orang dengan orang lain saja bisa memiliki perbedaan yang besar, apalagi dua keluarga yang masing-masing pasti memiliki kebiasaan dan aturan keluarga tersendiri. Oleh karena itu, hal penting yang perlu dipersiapkan dan perlu diingat oleh setiap pasangan suami-isteri adalah juga berusaha mengenal keluarga besar pasangannya. Jangan sampai keluarga suami atau isteri anda marah kepada anda dan mertua anda gara-gara anda tidak mengenal dirinya.
Saat ini banyak pasangan yang tidak ingin tinggal bersama atau tinggal dekat dengan mertua dan ipar bahkan mungkin mengharapkan tidak mempunyai mertua dan ipar dengan berbagai alasannya. Hal itu boleh saja, tetapi satu hal yang pasti: ketika seseorang menikah dengan orang lain, maka orang tua pasangannya akan menjadi orang tuanya juga, adik dan kakak pasangannya akan menjadi adik dan kakaknya juga; dan sebaliknya ketika seseorang menjadi menantu orang lain, maka orang itu menjadi anak dari orang tua serta adik dan kakak dari keluarga pasangannya. Ini berarti, sebaiknya terbentuk hubungan yang harmonis antara pasangan suami-isteri dengan orang tua dan keluarga pasangannya. Kadang hal ini memang tidak mudah. Tetapi mulailah berpikir dan mengingat bahwa suatu hari nanti anda juga akan menjadi mertua. Jadi, jangan siasiakan mertua anda agar anda juga tidak disia-siakan oleh menantu anda.
F. KESIMPULAN
Kehidupan perkawinan adalah kehidupan dari pasangan pria dan wanita yang disahkan secara hukum dan agama dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia. Untuk menjadi pasangan yang bahagia, suami-isteri harus saling mengenal dan menerima pasangannya, saling mencintai, saling memiliki komitmen terhadap pasangannya, tetap bersama dalam senang dan susah, saling membantu dan mendukung, memiliki komunikasi yang lancar dan terbuka, serta menerima keluarga pasangannya sebagai keluargannya sendiri.
Sebagai penutup tulisan ini, ada sebuah pesan yang perlu diingat, “Ketika berniat untuk mengarungi hidup berumah tangga, berarti suami-istri harus berkomitmen untuk menutup rapat-rapat aib pasangannya. Cukup mereka berdua saja yang tahu akan kelebihan-kekurangan pendamping hidupnya.
SUMBER BACAAN :
1. Modul Fasilitator Kursus Calon Pengantin, Departeman Agama, Jakarta : 2001
3. http://www.callrid.com/blog/detail/1100/memahami_keinginan_pasangan
4. Cahyadi takariawan :
7. Is’adi Fatah Wijaya, Cara Indah Menuju Pernikahan, Taushiah nikah : 2011
8. Dr. Karim asy Syadzili, Insan Kamil, Surakarta. Kado Pernikahan, dalam
1 comments:
minta ijin ngopy pak, buat bahan modul saya...
Posting Komentar